CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 12 Maret 2015

How Can You Pierce Me?


Hai, aku Lily. Ini kisah cinta monyetku di bangku SMP. Semua berawal dari perasaan aneh yang kurasakan saat aku melihatnya pertama kali pada upacara pembukaan MOS. Yah, kami masih siswa baru waktu itu, tepatnya kelas 7 SMP. Entah kenapa pandanganku tak bisa lepas darinya. Bahkan bibirku pun tak dapat berhenti untuk membentuk sebuah senyuman. Yang lebih parahnya lagi, aku akan bertingkah seperti itu setiap kali aku melihatnya! ‘Oh tidak.. sebenarnya apa yang salah dalam diriku?’ pertanyaan itu terus menghantuiku dan membuatku kalut. Hingga pada akhirnya aku membuat kesimpulan bahwa aku menyukainya. Awalnya aku tak mengerti mengapa aku bisa menyukainya. Lalu satu hal yang aku pahami dari sebuah film drama yang kutonton, ciri dimana seseorang jatuh cinta adalah jantungmu akan berdetak 1000 kali lebih cepat disaat kamu melihatnya. Ciri itu sama persis dengan apa yang aku alami. Dan untuk sementara waktu, aku mulai enjoy terhadap perasaan yang aku punya ini. Aku juga mulai mencari info-info tentang dia melalui akun sosial medianya. Mulai menyukai hal-hal yang dia suka, selau memperhatikan tingkah lakunya secara diam-diam di sekolah, sampai mencoba beberapa modus untuk mendekatinya. Tapi hasilnya, dia seakan tak pernah menghiraukanku. Kalau boleh dibilang, lebih tepatnya dia mengacuhkanku. Aku juga bahkan berpikir kalau dia tak penah menganggap kehadiranku.  Dia tak mungkin mengenalku, sekalipun hanya sekedar nama. Walaupun begitu aku tetap memendam perasaan suka terhadapnya. Dia secara tidak langsung telah menjadi moodbooster-ku.
Suatu hari, aku mendengar kabar dari  sahabatku bahwa dia telah punya seorang pacar. Aku tak mengerti dengan diriku. Aku merasakan hal yang aneh namun tak seperti biasanya. Perasaan ini terasa sesak didalam dadaku. Belum lagi rasa sesak itu berubah menjadi rasa sakit atau.. entahlah aku tak bisa menggambarkannya. Mungkinkah ini yang namanya rasa cemburu? Kalaupun iya, aku harus bagaimana? Apa aku masih boleh mencintai orang yang sudah mempunyai pacar? Atau aku harus membuang perasaanku ini dan mengenal kata move on? Tuhan.. kenapa cinta serumit ini,sih? Andai saja aku mengetahui lebih awal kalau cinta itu tak sepenuhnya indah. Aku pasti tak akan pernah mau merasakan yang namanya jatuh cinta! Aku mulai berpikir untuk melupakannya. Namun hal itu tak semudah yang kubayangkan. Hingga aku memilih untuk tetap menyukainya.
Tak terasa waktu terus berjalan. Kami sudah menginjak kelas 9 SMP. Selama itu pula aku tetap menyimpan rasa untuknya. Namun, aku tak pernah lagi menstalk akun sosial medianya. Aku hanya terkadang memperhatikannya dari jauh. Aku tak pernah berniat untuk mencari tahu tentang hubungannya dengan pacarnya. Tapi aku pernah mendengar bahwa mereka telah putus. Aku juga tidak begitu yakin dan tak tahu harus bersikap apa jika berita itu memang benar. Yang bisa kulakukan hanyalah menuangkan segala hal yang memenuhi pikiranku tentangnya kedalam bentuk puisi yang pada akhirnya aku share ke bloggerku. Berharap rangkaian kata demi kata itu bisa tersampaikan kepadanya. Aku berpikir bahwa hal itu tak akan mungkin terjadi. Tapi mungkin takdir berkata lain. Tanpa sepengetahuanku, sahabatku ternyata memberikan link bloggerku kepada guru bahasa Indonesiaku yang memang pada waktu itu sedang mencari siswa yang akan diikutkan untuk lomba menulis puisi antarsekolah. Dan akhirnya kepala sekolah memilihku untuk mengikuti lomba tersebut. Tentu saja berita itu segera menyebar ke seluruh area sekolah. Yang tak kupahami, bagaimana bisa akun bloggerku juga jadi terkenal? Aku begitu khawatir jikalau sampai ada yang tahu siapa seseorang yang selama ini menjadi bahan dari puisi-puisiku.
Rasa khawatirku sepertinya memang terjadi. Bahkan lebih dari yang kuperkirakan. Dia, sosok yang selama ini kusukai tiba-tiba mengajukan pertanyaan yang membuatku tak bisa berkutik lagi.
“Ly.. kamu sejak kapan nulis puisi-puisi itu buat aku?” aku hanya memandangnya kaget. Lalu hendak mengelak namun segera dipotong olehnya.
“Kamu nggak usah mengelak, aku udah tahu semuanya dari sahabat kamu. Jadi, apa benar kamu suka sama aku sejak kita masuk sekolah ini?” aku tak sanggup menatapnya lagi. Aku hanya bisa mengagguk sebagai jawaban dari pertanyaannya itu. Lalu aku mendengar desahan berat yang dia keluarkan.
“Mengapa aku begitu bodoh, tak pernah menyadari seseorang yang sangat spesial sepertimu itu menyukaiku?” katanya pada dirinya sendiri. Aku terdiam sambil menunduk masih tak berani untuk menatapnya. Kemudian kedua tangannya memegang erat kedua bahuku sehingga aku spontan mendongak, menatap tepat di manik matanya.

“Ly.. izinkan aku untuk belajar mencintaimu.” Dia mengatakan hal itu dengan suara yang begitu lembut dan tulus. Senyumannya yang selalu kukagumi terukir di wajahnya. Aku yang dengan perasaan kaget sontak mengangguk mengiyakan. Aku tak menyangka bahwa kisah cinta pertamaku akan bermuara semanis ini.


Cerpen ini gue buat semata-mata sebagai contoh kisah cinta monyet yang kerap dirasakan para remaja. semoga kalian yang membacanya merasa terhibur :)

0 komentar:

Posting Komentar